Visitors

Resource

Site Map

Advertise

Moto GP News

Football News

Formula 1 News

Sport News

Basketball News

BuluTangkis



Tiga Ganda Indonesia Terhenti di Perempatfinal
Headline
Foto: Ilustrasi








Odense - Tiga ganda Indonesia harus terhenti di babak perempatfinal turnamen Denmark Terbuka Superseries Premier. Indonesia tinggal menyisakan dua ganda di turnamen tersebut.

Tiga ganda yang gagal melaju ke semifinal adalah Muhammad Rijal/Debby Susanto, Fran Kurniawan/Shendy Purpa Irawati dan Anneke Feinya Agustin/Nitya Krishinda Maheswari.

Rijal/Debby tumbang dari ganda campuran Malaysia, Peng Soon Chan/Liu Ying Goh, dengan skor 15-21dan 11-21. Sementara itu, Fran/Shendy terhenti langkahnya oleh unggulan asal Cina, Zhang Nan/Zhao Yunlei, dengan skor 19-21 dan 18-21.

Kekalahan juga diterima Anneke/Nitya. Langkah mereka dihentikan oleh pasangan Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi, dengan skor 18-21, 21-13 dan 11-21.

Alhasil, Indonesia hanya menyisakan dua wakil di semifinal, yakni Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Sebelumnya, harapan Indonesia di tunggal putra pupus setelah Sony Dwi Kuncoro tumbang.

"Prestasi Buruk Bulu Tangkis Indonesia!"
Headline

Mantan pebulutangkis Indonesia, Serian Wijanto, mengajak Persatuan bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mengembalikan kejayaan bulu tangkis nasional.
Dalam keterangan tertulisnya, pria yang juga menjabat sebagai pengurus PB-PBSI periode 1993-2012 itu menyatakan terhentinya tardisi emas sejak Olimpiade Barcelona 2012 merupakan tradisi kelam bulu tangkis nasional.

"Ini tentunya merupakan catatan terburuk Indonesia di cabang ini sejak bulutangkis dipertandingkan pertama kali di Olimpiade 20 tahun lalu," ungkap Serian/

Serian mengatakan, saat di Olimpiade Barcelona 1992, Indonesia meraih dua emas melalui tunggal putra Alan Budikusuma dan tunggal putri Susi Susanti. Lalu di Atlanta 1996 saat pasangan Ricky Subagja/Rexy Mainaky merebut emas, kemudian Tony Gunawan/Candra Wijaya di Sydney 2000, Taufik Hidayat di Athena 2004 dan terakhir Markis Kido/Hendra Setiawan di Beijing 2008.

Menurut Wakil Ketua Umum PB Jaya Raya itu, faktor kegagalan bulutangkis Indonesia untuk berprestasi di turnamen dan kejuaraan internasional antara lain adalah karena organisasi PBSI ketika itu terkesan membuat kebijakan hanya untuk kepentingan sendiri.

Serian mengharapkan PBSI dibawah kepemimpinan Gita Wirjawan diyakini akan mampu menyerap aspirasi para pesohor bulutangkis nasional. "Sosok Gita yang sangat demokratis dan tegas dalam kepemimpinan beliau adalah modal untuk bisa membenahi ini semua," ia menambahkan.

"Gita akan menjadi sosok yang tepat jika ia mampu mengembalikan kewenangan setiap bidang sesuai tugas pokok dan fungsi, serta fokus mempersiapkan atlet untuk event bulutangkis dunia. Kami tentu tidak ingin merah putih hanya berkibar di dalam negeri saja, tapi juga di dunia internasional," ia menutup.


Cina
Olimpiade London 2012 Badminton: China Meraup Semua Emas
Cina benar-benar menunjukkan kualitas mereka dalam cabang bu
lu tangkis atau badminton di Olimpiade London 2012. Mereka menyabet seluruh emas di cabang ini, tak menyisakan satu pun untuk negara lain. Sementara itu, Indonesia untuk pertama kalinya pulang tanpa medali sejak Barcelona 1992.
Sejak bulutangkis dipertandingkan dalam Olimpiade 1992, Indonesia belum pernah sekalipun kehilangan emas. Namun, 20 tahun setelah kemenangan Susi Susanti dan Alan Budikusuma di Barcelona, tim badminton Indonesia harus pulang tanpa satu pun medali: entah emas, perak, atau perunggu.
Perjalanan Indonesia di Olimpiade 2012 sendiri cukup getir. Di nomorganda putri, terdorong oleh pertandingan yang tidak digelar serentak, dua pasangan Korea Selatan, satu Cina, dan Meliana Jauhari/Greysia Polli terlibat dalam pertandingan yang mencederai fairplay.
Keempatnya didiskualifikasi, dan pasangan Tian Qing/Zhao Yunieimenjadi nomor satu setelah menaklukkan pasangan Jepang Mizuki Fuji/Reika Kakiwa dengan dua set langsung 21-10 dan 25-23.
Di empat nomor lain, China kembali menunjukkan superioritas. Lin Danmenjadi yang terdepan di nomor tunggal putra setelah menekuk Lee Chong-Wei (Malaysia). Di ganda putra, Cai Yun dan Fu Haifeng melibas Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark) dalam laga dua set 21-16 dan 21-15.
Di ajang tunggal putri, duel sesama atlet China terjadi di final. Li Xueruimembenamkan Wang Yihan dalam pertarungan tiga set, 21-15, 21-23, dan 21-17.
Terakhir di nomor ganda campuranZhang Nan dan Zhao Yuniei juga menaklukkan pasangan satu negara, Xu Chen dan Ma Jin dengan dua set langsung 21-11 dan 21-17.

0 komentar:

Posting Komentar